Festival Jalur Rempah Bakal Digelar di Makassar, Ini Jadwalnya

SAUDAGAR.NEWS, Makassar – Acara puncak Festival Jalur Rempah akan dilaksanakan di Makassar, 28-31 Agustus mendatang. Rencananya, kegiatan ini akan diikuti 13 kota di Indonesia, yang sebelumnya menjadi peserta festival, menggunakan kapal Dewaruci dari Pulau Banda.

Hal tersebut terungkap dalam pertemuan Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel Abdul Hayat Gani dengan Ketua Komite Jalur Rempah 2020 Ananto Kusuma Seta, yang berlangsung di Baruga Lounge Kantor Gubernur Sulsel, Rabu, 21 April 21021.

Ananto menyampaikan, Makassar adalah bagian penting dalam jalur rempah dunia. Dimana, Makassar adalah pintu gerbang jalur rempah untuk Kawasan Indonesia Timur.

“Orang-orang Makassar adalah orang-orang yang pertama kali mengarungi nusantara dan dunia dengan membawa rempah. Mereka menyatukan pulau, suku, bangsa, dan dengan kehangatan tangan di atas,” kata Ananto.

Pada festival nanti, lanjut Ananto, akan memamerkan kekayaan kuliner, fashion, jamu-jamuan, pengetahuan dan history. Seperti Benteng Somba Opu hingga Benteng Rotterdam.

Pihaknya juga telah mengusulkan jalur rempah sebagai warisan dunia yang menjadi salah satu kebanggaan Indonesia, bahkan diplomasi Indonesia di internasional, sekaligus meneguhkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

“Intinya adalah dari Makassar untuk dunia,” terangnya.

Ia menambahkan, peserta akan berangkat pada 17 Agustus 2021 di Pulau Banda, dan melalui beberapa titik jalur rempah. Kemudian, acara puncak dilaksanakan di Makassar tanggal 28-31 Agustus.

KRI Dewaruci ini nantinya akan ditumpangi oleh anak-anak dari semua provinsi.

“Wakil dari Makassar akan bercerita tentang ke-Makassar-annya kepada teman-temannya, sehingga yang lain akan mendapatkan informasi dari sana. Jadi, itulah yang akan kita kembangkan nantinya, merajut ke-Indonesia-an melalui jalur rempah,” jelasnya.

Menanggapi hal itu, Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel, Abdul Hayat Gani, mengaku sangat mengapresiasi adanya langkah-langkah pengembangan dan pemanfaatan sejarah budaya rempah.

“Hal ini bisa membangun spirit kejayaan rempah-rempah bisa hidup kembali menjadi nilai dan gaya hidup dalam masyarakat. Untuk mewujudkan dalam bentuk pemberdayaan komunitas budaya rempah, pengembangan eduwisata jalur rempah, hingga pertunjukan seni,” kata Hayat. (*)