SAUDAGAR.NEWS, Sinjai – Berbagai program di sektor keagamaan sudah dinikmati oleh masyarakat Sinjai, mulai dari pemberian insentif bagi petugas keagamaan, pemberian dana hibah untuk pondok pesantren, dana hibah untuk masjid hingga mencetak hafiz 20 orang per tahun.
Tidak berhenti sampai disitu, Pemkab Sinjai melalui buah pemikiran dari Bupati Sinjai Andi Seto Asapa (ASA) kembali mencetuskan inovasi program mencetak atau melahirkan 2 hafiz disetiap desa dan kelurahan yang diberi nama program “Panrita Kitta”.
Program ini akan dimulai pada bulan juli atau tahun ajaran baru 2021/2022, dimana untuk angkatan pertama ini akan dipusatkan di Pondok Pesantren Darul Ihsan desa Salohe Kecamatan Sinjai Timur.
Salah satu pembina Ponpes Darul Ihsan, Ahmad Mumtazar mengatakan bahwa animo desa untuk mengikuti program yang merupakan kerjasama antara Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Desa ini disambut baik.
Terbukti hingga kini sudah ada puluhan desa di Kabupaten Sinjai yang sudah mendaftarkan warganya untuk ikut serta dalam program Panrita Kitta, bahkan ada desa yang mengutus warganya lebih dari dua orang.
“Saat ini kita gencar sosialisasikan program ini keseluruh desa dan kelurahan. Alhamdulillah sudah ada puluhan desa/kelurahan yang sudah mendaftarkan warganya, bahkan ada desa yang mendaftarkan 3 hingga 4 peserta, seperti contohnya desa Pulau Harapan, Kecamatan Pulau Sembilan mengutus 3 warganya dengan alasan ada pemerataan karena disana ada 3 dusun,” ungkapnya.
Program Panrita Kitta ini lanjut Ahmad akan berjalan selama tiga tahun, bukan hanya diharapkan mampu menghafal Al Qur’an tetapi para peserta juga akan mempelajari bahasa arab, bahasa inggris hingga kitab kuning atau kitab gundul. Selain itu, para peserta akan diasramakan serta mendapatkan uang saku tiap bulan.
“Seperti sekolah formal program ini akan berjalan selama tiga tahun, tahun pertama diharapkan mampu menghafal Al Qur’an 30 juz, tahun kedua fokus pada bahasa arab dan inggris serta tahun ketiga fokus pada kitab gundul atau kitab kuning,” ujarnya, saat ditemui, Selasa (6/04/2021)
Menurut Ahmad program ini merupakan pemikiran yang berlian dari Bupati ASA sebab sangat jarang daerah lain untuk bisa melahirkan program seperti ini.
“Saya kira ini pemikiran yang berlian dari Bapak Bupati kita karena sangat jarang dan bahkan belum ada daerah lain melakukan program ini, kalaupun ada hanya program 1 desa 1 hafiz, sedangkan kita di Sinjai 2 hafiz 1 desa,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa output dari program ini sangat bagus sebab bisa melahirkan santri yang mampu menjadi imam masjid maupun imam desa sehingga Sinjai tidak akan kekurangan para penghafal Al Qur’an.
Terkait hal ini Bupati ASA menyampaikan bahwa program Panrita Kitta akan bersanding bersama program keumatan lainnya yakni melahirkan 20 hafiz tiap tahun yang sudah berjalan selama dua tahun terakhir.
“Program ini lahir karena kami melihat program tahfiz yang sudah berjalan selama ini animo masyarakat sangat tinggi, banyak anak-anak kita yang ingin mengikuti program tahfiz ini tapi terbatas jumlahnya sehingga kami mencoba untuk bekerjasama dengan Pemerintah desa agar lebih banyak lagi generasi muda kita yang hafal Al Qur’an,” jelas Bupati.
Bahkan, lulusan Magister Monash University Melbourne Australia ini mengatakan bahwa santri dari program tahfiz maupun program Panrita Kitta yang ingin melanjutkan pendidikan di Perguruan tinggi, Pemkab Sinjai kembali menanggung biaya kuliah melalui program beasiswa berprestasi yang disiapkan tiap tahun.
Melalui program ini juga kata Bupati ASA, selain untuk memberantas buta huruf Al-Qur’an di Sinjai, juga dalam rangka meningkatkan kecerdasan dan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang berlandaskan iman dan takwa.
“Insya Allah program seperti akan terus kita lanjutkan dan bahkan kami akan tingkatkan jumlahnya di tahun-tahun mendatang,” tuturnya.