SAUDAGAR.NEWS, Sinjai – Nama Andi Rudiyanto Asapa (ARA) begitu terngiang dihati masyarakat semasa ia menjabat sebagai Bupati Sinjai sejak 2003-2013.
Kepergian mendiang mantan Bupati Sinjai 10 tahun itu membuat seluruh lapisan masyarakat merasa kehilangan akan sosoknya yang kharismatik.
Selama mengabdikan diri untuk Sinjai, program pembangunan Andi Rudiyanto Asapa yang dikenal dengan istilah “3 Pilar Pembangunan, Agama – Pendidikan – Kesehatan”.
Program ini benar-benar dirasakan manfaatnya oleh semua lapisan masyarakat, hingga saat sekarang ini.
Betapa tidak, sejak kepemimpinannya, para guru mengaji, imam masjid, penggali makam, hingga petugas riayah diberikan insentif keagamaan yang terus berlanjut hingga sekarang ini di era Andi Seto Asapa (ASA).
Bahkan sejumlah petugas keagamaan pernah diberangkatkan ke Tanah Suci Mekkah untuk berhaji secara gratis dari pemerintah.
“Dulu waktu kami menjabat Kabag Kesra, beliau pernah memberangkatkan 2 orang petugas penggali kubur untuk naik haji. Memang kepedulian beliau (Alm. Andi Rudiyanto Asapa) sangat besar dalam bidang keagamaan,” ujar Dra. Hj. Mas Ati.
“Beliau sosok birokrat yang luar biasa. Kami banyak belajar dari kepemimpinan pak Andi Rudiyanto, sang pelopor pendidikan dan kesehatan gratis,” terangnya yang juga pernah menjabat Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sinjai.
Bukti kepedulian Andi Rudiyanto di bidang keagamaan diakui H. Nasrun, yang kini aktif sebagai seorang imam tetap di Masjid Agung Nujumul Ittihad Kabupaten Sinjai.
“Kami merasakan betul programnya yang luar biasa. Saya sendiri pernah diberangkatkan haji berkat program beliau yang kala itu memilih saya sebagai guru mengaji teladan,” katanya.
Sebagai seorang birokrat, Andi Rudiyanto juga menaruh perhatian kepada para Kepala Desa di masanya.
Syamsuddin, mantan Kepala Desa Kanrung, Kecamatan Sinjai Tengah selama dua periode, ia turut merasakan kepedulian dari Andi Rudiyanto Asapa semasa menjadi orang nomor satu di Sinjai atau Bumi Panrita Kitta.
“Dulu pak Andi Rudiyanto pernah memarahi Kepala Desa karena sering terlambat datang kalau diundang untuk rapat. Jadi kami ditanya, kenapa ini kepala desa banyak yang sering datang terlambat? Waktu itu, kami menyampaikan alasan bahwa beberapa kepala desa hanya memakai motor biasa yang kadang rusak di tengah jalan. Akhirnya beliau pada saat itu memutuskan untuk menyerahkan motor untuk semua kepala desa,” bebernya.
Pembangunan irigasi Kalamisu di Kecamatan Sinjai Tengah dan Sinjai Timur juga menjadi kenangan tersendiri bagi Syamsuddin. Sebab, kala itu banyak masyarakat yang menantang akibat tanahnya harus digali.
“Karena irigasi ini, dulu kami seringkali dipanggil menghadap ke Rujab tanpa mengenal waktu, bahkan pernah jam 23.00 malam. Dulu kan banyak warga yang menantang pembangunan irigasi itu, jadi kami beri masukan kepada bapak Bupati untuk menyelesaikan ganti rugi untuk tanah warga yang terkena bangunan irigasi. Beliau menyelesaikan itu dan akhirnya, irigasi yang dibangun kini dirasakan manfaatnya oleh para petani sampai sekarang karena sawahnya telah dialiri air,” jelasnya.
Di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN), Andi Rudiyanto juga menjadi sosok yang paling berjasa bagi mereka. Bahtiar Razak adalah salah satu diantaranya. Ia merupakan guru di SD Negeri 96 Mannanti yang berhasil menjadi ASN tahun 2009 silam.
“Berkat izin Allah SWT dan upaya beliau saat itu sebagai Bupati, saya bersama teman-teman alumni perguruan tinggi lokal yang ada di Sinjai berhasil menjadi ASN sampai saat ini,” ucapnya.
Kini, pelopor pendidikan dan kesehatan gratis itu telah menghadap ke pangkuan sang ilahi. Selamat jalan Andi Rudiyanto Asapa, semoga arwahmu diberikan tempat terbaik di sisi Allah SWT, Aamiin.